Stunting masih menjadi masalah di Indonesia. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai denga kebutuhan. Stunting merupakan zalah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan nilai Z-Score tinggi bada menurut umur (TB/U) kurang dari -2 SD berdasarkan WHO 2010. Stunting pada anak sekolah merupakan manifestasi dari stunting pada masa balita yang mengalami kegagalan dalam tumbuh kejar, defisiensi zat gizi dalam jangka waktu yang lama, serta adanya penyakit infeksi.
Stunting muncul pada dua sampai tiga tahun awal kehidupan, salah satunya dikarenakan pada usia tersebut laju pertumbuhan mencapai puncak atau tercepat sehingga membutuhkan asupan zat gizi yang banyak. Balita yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dan dimasa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan
Keadaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah gizi yang dihadapi. Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting. Angka stunting diwilayah kerja UPTD Puskesmas Goranggareng Taji masih tergolong tinggi yaitu sebesar 17.2% dari target <18.4% di tahun 2022. Berdasarkan hal tersebut UPTD Puskesmas Gorangagreng Taji melakukan kegiatan inovasi “AYUK TING-TING BERAKSI” (Ayo Rujuk Stunting Bersama Secara Terintegrasi) kepada masyarakat. Sasaran kegiatan “AYUK TING-TING BERAKSI” adalah balita stunting yang dirujuk dari desa sewilayah Puskesmas Goranggareng Taji
Kegiatan dilaksanakan dengan cara mengukur kembali data antropometri balita dan beberapa pemeriksaan penunjang (pemeriksaan dokter umum, TB Paru, laboaratorium, SDIDTK, Imunisasi) dan pemberian penyuluhan/edukasi. Berikut adalah rincian kegiatan inovasi AYUK TING- TING BERAKSI :



