JADWAL UKBM MARET

Bulan Puasa Tetap Jaga Kesehatan yaaaa, Jangan Rebahan Aja

Mimin Kasih jadwal Kegiatan UKBM di Puskesmas Goranggareng Taji Bulan Maret ini ya

Don’t miss it

Tetep Jaga Kesehatan Biar Puasa Tetep Lancar ya

Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)

  • Halo #TonggoGogata

    Berikut mimin informasikan hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap kinerja Puskesmas Gogata untuk tahun 2024. Kami mengucapkan terima kasih untuk #TonggoGogata yang sudah berpartisipasi menjadi responden 🫶🏻

    Semoga Puskesmas Gogata dapat mempertahankan kinerja baik ini demi meningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di Kec. Nguntoronadi.

    Salam,
    Stay Safe, Stay Healthy8w

Screening Surveilans PTM

Halo #TonggoGogata. Berikut kami informasikan #UpdateKegiatan Puskesmas Goranggareng Taji untuk minggu ini. Pada hari ini, Sabtu, 19 Maret 2022 telah dilaksanakan Screening Surveilans PTM di SD Driyorejo Kabupaten Magetan dengan sasaran 33 siswa dan guru. Semoga kegiatan ini dapat berlanjut dan bermanfaat untuk kita semua 😊

Salam,
Stay Safe, Stay Healthy

Kegiatan Rutin Pemberian Obat Cacing

Halo #TonggoGogata Berikut kami informasikan #UpdateKegiatan Puskesmas Goranggareng Taji. Meskipun sedang ada pandemi, kegiatan pemberian obat cacing tetap dilakukan. Pemberian obat cacing ini merupakan program rutin pemerintah untuk tujuan anak-anak sehat dan kebutuhan gizi tercukupi tanpa cacingan. Semoga kegiatan ini dapat berlanjut dan bermanfaat untuk kita semua.

 Salam,Stay Safe, Stay Healthy

Update Corona di Indonesia 17 Mei: 17.514 Positif, 1.148 Meninggal, 4.129 Sembuh

Penambahan jumlah kasus virus corona di Indonesia terus meningkat sejak pertama kali diumumkan pada Maret lalu. Per Minggu (17/5) hingga pukul 12.00 WIB, jumlah pasien positif bertambah 489 orang, total kini mencapai 17.514 pasien.

Jumlah pasien meninggal meningkat pesat dalam sehari, yakni bertambah 59 menjadi 1.148 jiwa. Sedangkan, pasien COVID-19 yang sembuh bertambah 218, menjadi 4.129 orang.

“Sudah 387 kabupaten/kota terdampak di 34 provinsi,”, ujar juru bicara penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, saat konferensi pers di Graha BNPB.

Adanya penambahan pasien positif dan meninggal menandakan penyebaran virus corona di Indonesia belum terputus. Masih ada pembawa virus, baik bergejala dan tak bergejala, berkeliaran di luar rumah dan menulari banyak orang.

“Kita terus berupaya untuk semua ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), menjadi prioritas kami untuk testing antigen dengan metode PCR. Lalu penelusuran kontak lebih agresif lagi,” kata Yuri.

Pelacakan (tracing) sedini mungkin dan tes masif adalah cara yang paling tepat untuk menekan penyebaran. Sayangnya, uji spesimen corona di Indonesia hingga kini belum pernah mencapai target yang dicetuskan Presiden Jokowi, yakni 10 ribu tes per hari.

Per Sabtu (16/5), Indonesia telah melakukan 178.602 tes diagnostik virus corona lewat metode PCR (polymerase chain reaction). Jumlah tersebut hanya membuat rasio tes virus corona di Indonesia mencapai 654 tes per 1 juta penduduk. Hari ini, total spesimen yang diperiksa sebanyak 187.965.

Angka pengujian spesimen masih di kisaran 3 ribu-5 ribu tes. Belum lagi, masih banyak warga yang melanggar ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Selain itu, Presiden Jokowi juga membuat pernyataan yang menuai ragam kritik. Yakni, memulai kehidupan ‘new normal’ dan tetap produktif dengan protokol COVID-19. Pernyataan ini dinilai tak sejalan dengan kasus corona yang belum mereda, termasuk rencana untuk merelaksasi PSBB.

Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.

Source : https://babe.topbuzz.com/a/6827733538213724673?af_dp=snssdk1342%3A%2F%2Fdetail%3Fcampaign_group_id%3D6827733538213724673&af_force_dp=FALSE&af_sub1=1342&af_sub2=6827733538213724673&af_sub5=6827733538213724673&af_web_dp=https%3A%2F%2Fplay.google.com%2Fstore%2Fapps%2Fdetails%3Fid%3Dapp.buzz.share&amp_extra=%7B%22source_impr_id%22%3A%226827745469159180545%22%2C%22source_user_id%22%3A%226552099235612049409%22%2C%22source_group_id%22%3A%226827733538213724673%22%7D&app_id=1124&app_launch_by=Share+Page+Link&c=wa%3Fpid%3Dsuffix_Link&c=&gid=6827733538213724673&group_id=6827733538213724673&impr_id=6827745469159180545&item_id=6827733538213724673&language=id&region=id&user_id=6552099235612049409

Hanya Dalam Hitungan Jam, Guru Besar Univerisitas Brawijaya Sebut Jamur Ini Bisa Bantu Sembuhkan Pasien Corona

Hanya Dalam Hitungan Jam, Guru Besar Univerisitas Brawijaya Sebut Jamur untuk Obat Tradisional Ini Bisa Bantu Sembuhkan Pasien Corona

NOVA.id – Kabar baik untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Usai Ridwan Kamil resmikan alat rapid test buatan Unpad dan ITB, kini giliran Universitas Brawijaya memberikan kontribusi.

Menurut Guru Besar Fakultas MIPA dan Pakar Biomolekuler Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., jamur ini mampu mencegah bahkan mengobati virus corona atau Covid-19.

Jamur ini sudah lama digunakan pada masyarakat Tibet, Tiongkok hingga Korea, sebagai pengobatan tradisional.

Jamur ini memiliki beberapa senyawa aktif yang berfungsi sebagai antivirus, sehingga berpotensi dapat mencegah bahkan mengobati virus corona atau Covid-19.

Menurut Widodo, karena sifatnya yang multifungsi, jamur ini bisa digunakan baik untuk pencegahan maupun kuratif.

Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.

Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.

“Keunggulannya memiliki beberapa senyawa aktif, yang mana bekerja secara sistemik. Ada yang berfungsi sebagai antivirals, yang berpotensi diduga, berdasarkan studi informatik dan metadata yang kita lakukan, senyawa yang terutama tersusun dari polysaccharide biasanya menstimulasi imunomodulator atau peningkat daya tahan tubuh,” ujarnya saat diskusi online bersama PT Kalbe Farma Tbk, di Youtube Klik Dokter, Rabu 13 Mei 2020.

Senyawa aktif lainnya yang dimiliki jamur cordyceps adalah kordisepin.

Menurut Widodo, kordisepin ini memiliki struktur yang unik, di mana ada kesamaan dengan senyawa-senyawa antivirus yang sekarang ada di pasaran atau yang disebut nukleosit analog, yang berpotensi menghambat replikasi virus secara langsung.

“Senyawa ini juga memiliki fungsi sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. Dia bisa bekerja secara sistemik karena multifungsi Jadi, targetnya ada di banyak tempat, yang mana saya kira akan memberikan benefit tersendiri.

Karena salah satu hal yang esensial pada penyakit corona ini adalah munculnya badai sitokin. Dan badai sitokin ini cara menghambatnya adalah dengan menggunakan senyawa-senyawa atau herbal anti-inflamasi,” ujarnya.

Menurut Widodo, kordisepin sudah pernah diberikan pada manusia dan terbukti dapat menurunkan sitokin pro-inflamasi. Dengan demikian, harapannya badai sitokin ini bisa dihambat.

Dengan banyaknya senyawa aktif yang terkandung dan berfungsi sebagai antivirus, lalu bagaimana cara menggunakan jamur cordyceps ini untuk mencegah dan mengobati Covid-19?

“Kalau pengobatan kan biasanya orang sakit datang ke klinik atau hospital, biasanya ada treatment dengan obat modern.

Beberapa referensi yang saya baca, di China yang penanganan Covid-19 ini, sebagian pasien memberikan dampak positif dalam hitungan jam ketika ada kombinasi antara obat modern dengan tradisional,” kata dia.

Hasilnya, pemberian jamur cordyceps dengan beberapa antivirus, ternyata dapat meningkatkan antivirus yang ada.

Dengan demikian, Widodo menyimpulkan, jenis jamur ini bisa digunakan baik untuk pencegahan maupun pengobatan virus corona.

“Saya kira baik pencegahan maupun treatment bisa lakukan dua-duanya. Tapi kita harus hati-hati pada setiap pasien, ketika dikombinasikan dengan obat modern.

Karena kadang-kadang, ketika suatu obat dikombinasikan bisa disebut synergistic bisa menjadi antagonistic. Saya kira PR kita untuk terus-menerus melakukan research untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,” tutup dia.

Source : https://babe.topbuzz.com/a/6827404706847916546?af_dp=snssdk1342%3A%2F%2Fdetail%3Fcampaign_group_id%3D6827404706847916546&af_force_dp=FALSE&af_sub1=1342&af_sub2=6827404706847916546&af_sub5=6827404706847916546&af_web_dp=https%3A%2F%2Fplay.google.com%2Fstore%2Fapps%2Fdetails%3Fid%3Dapp.buzz.share&amp_extra=%7B%22source_impr_id%22%3A%226827560453976672514%22%2C%22source_user_id%22%3A%226552099235612049409%22%2C%22source_group_id%22%3A%226827404706847916546%22%7D&app_id=1124&app_launch_by=Share+Page+Link&c=wa%3Fpid%3Dsuffix_Link&c=&gid=6827404706847916546&group_id=6827404706847916546&impr_id=6827560453976672514&item_id=6827404706847916546&language=id&region=id&user_id=6552099235612049409

Virus corona: Tips terlindung dari Covid-19 dan mencegah penyebaran sesuai petunjuk WHO

Bagaimana kita melindungi diri?

Virus corona menyebar saat orang terinfeksi batuk dan menyebarkan percikan atau cipratan yang mengandung virus ke udara.

Ini bisa terhirup masuk atau menyebabkan infeksi jika anda menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan yang menyentuh permukaan tempat virus jatuh.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, hal yang paling penting mencegah penularan adalah menjaga kebersihan.

  • Sering cuci tangan dengan sabun dan air atau dengan gel pembersih. Langkah ini dapat membunuh virus di tangan.
  • Jangan menyentuh mata, hidung, mulut. Tangan yang menyentuh banyak permukaan dapat membawa virus. Dari situ, virus masuk ke tubuh bila Anda menyentuh wajah.

Bagaimana kita ikut mencegah penyebaran?

  • Tutup mulut bila batuk dan bersin.
  • Tidak menyentuh muka dengan tangan dan hindari kotak langsung dengan orang yang terinfeksi.
  • Buang tisu bekas bersin segera. Ini untuk menghindari air liur yang mengandung virus menyebar ke orang lain
  • Orang diminta menjaga jarak paling tidak dua meter, kira-kira dua kali bentangan tangan satu sama lain.
  • Bila kita di luar, WHO mengatakan penting untuk menghindari berjabat tangan dan “menyapa dengan aman” seperti melambaikan tangan atau mengangguk.

Masker wajah tidak menjadi perlindungan yang ampuh, menurut para ahli kesehatan.

Saat penularan tinggi ketika orang menunjukkan gejala

Virus corona menginfeksi paru-paru. Gejala dimulai dengan demam diikuti batuk kering yang kemudian mengganggu pernapasan.

Batuk berlangsung terus menerus, lebih dari satu jam, atau ada tiga atau lebih serangan batuk dalam 24 jam – terutama kalau batuknya lebih parah daripada biasanya.

Rata-rata memakan waktu lima hari untuk mulai memperlihatkan gejala, kata para ilmuwan. Namun pada beberapa orang gejala bisa terlihat lebih lama lagi.

WHO malah mengatakan masa inkubasi penyakit bisa berlangsung 14 hari.

Spesialis THT di Inggris juga memperhatikan ada peningkatan gejala anosmia – istilah untuk kehilangan indera penciuman.

Sejumlah orang di media sosial melaporkan kehilangan indera penciuman dan perasa. Beberapa di antara yang melaporkan ini telah dites positif terinfeksi virus corona.

Namun, bukti menunjukkan ini hanya terjadi sesekali. Lagipula flu biasa juga menyebabkan kehilangan indera penciuman dan perasa.

Saat paling menular adalah ketika orang terinfeksi memperlihatkan gejala.

Namun ada pandangan bahwa penyebaran juga terjadi bahkan sebelum tampak gejala sakit.

Gejala awal sangat mudah tertukar dengan gejala pilek dan flu biasa.

GEJALA dan PENANGANAN: Covid-19: Demam dan batuk kering terus menerus

PETA dan INFOGRAFIS: Gambaran pasien yang terinfeksi, meninggal dan sembuh di Indonesia dan dunia

VAKSIN: Seberapa cepat vaksin Covid-19 tersedia?

Seberapa mematikan?

Proporsi jumlah yang meninggal dari penyakit cukup rendah (antara 1% and 2%) – tetapi penghitungan ini tak terlalu bisa diandalkan.

Ribuan yang sedang dirawat dan belum tahu bagaimana nasib mereka. Maka angka kematian bisa lebih tinggi.

Namun juga bisa lebih rendah karena gejala ringan tidak dilaporkan.

Penelitian WHO terhadap 56.000 pasien menghasilkan beberapa temuan:

  • 6% sakit kritis – gagal paru-paru, infeksi parah dan gagal organ serta risiko kematianseptic shock, organ failure and risk of death
  • 14% gejala parah – kesulitan bernapas dan tersengal-sengal
  • 80% gejala ringan – demam dan batuk serta pneumonia

Orang tua dan mereka yang punya penyakit bawaan (seperti asma, diabetes, tekanan darah tinggi) lebih mudah memburuk kondisinya.

Data dari China memperlihatkan laki-laki sedikit lebih berisiko mati akibat virus ini daripada perempuan.

Perawatan mengandalkan agar tubuh pasien tetap bekerja, termasuk memberi bantuan pernapasan, sampai system kekebalan tubuh mereka bisa melawan virus.

Pengembangan vaksin sedang dilakukan.

Seberapa cepat penyebarannya?

Puluhan ribu kasus baru dilaporkan di seluruh dunia setiap hari.

Namun diduga lembaga kesehatan mungkin tidak mengetahui secara pasti berapa kasus yang ada.

Sesudah di China, virus corona kini menyebar di banyak negara.

Diperlukan waktu 67 hari dari laporan kasus pertama menuju 100.000 kasus, untuk penambahan 100.000 kasus berikutnya, dibutuhkan waktu 11 hari dan untuk 100.000 berikutnya dibutuhkan waktu empat hari saja.

virus

Virus Corona dari Cina Diduga Menular Antar Manusia

Dipublikasikan Pada : Selasa, 21 Januari 2020 00:00:00,

Jakarta, 21 Januari 2020
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Anung Sugihantono, M.Kes menerima pemberitaan dari pemerintah Cina tentang terjadinya indikasi penularan Virus Corona di Cina atau novel Corona Virus (nCoV) dari manusia ke manusia. Sampai dengan 21 Januari sudah 218 orang warga Cina tertular virus nCoV, dengan 4 kematian.
”Ini menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah, bukan hanya pemerintah Indonesia tapi juga WHO,” katanya, Selasa (21/1) di Gedung Kemenkes, Jakarta.
Siang tadi, lanjut dr. Anung, setelah ada pemberitaan itu, Kemenkes mengundang berbagai pihak termasuk WHO untuk menskenariokan strategi dalam rangka menyiapkan sekaligus mengantisipasi penyebaran nCoV yang ada di Wuhan. Hingga berita ini publikasikan, WHO belum mengambil keputusan tingkat kewaspadaan seperti apa.
”Tetapi ada informasi dari WHO bahwa besok Sekjen PBB akan mengundang berbagai pihak yang berkaitan dengan hal ini (masalah nCoV) untuk menentukan langkah lebih lanjut dari kebijakan di bidang kesehatan oleh WHO,” kata dr. Anung.
Karakteristik nCoV mirip virus yang memicu Sindrom Pernapasan Akut Berat, atau SARS. Terkait hal itu Kemenkes sudah mengaktifkan kembali 100 RS rujukan Flu Burung yang sudah ada SK Menkes nomor 414 tahun 2007, melalui surat dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, pada 7 januari 2020 untuk mengupdate kemampuan, logistik, Standar Operasional Prosedur yang ada untuk mengantisipasi hal-hal yang berkaitan dengan kasus nCoV.
”Kami juga meminta kepada teman-teman di RS Infeksi Sulianti Saroso untuk mengecek kesiapan dan sebagainya, dan telah dikonfirmasi bahwa mereka sudah siap sarana prasarana sebagai RS rujukan infeksi nasional. RS Sulianti Saroso juga akan mengadakan webinar ke 100 RS rujukan dan tadi saya meminta ke temen-temen Dirjen Yankes agar melibatkan RS swasta sebagai bagian dari penanganan bila terjadi sesuatu (penularan nCoV),” ucap dr. Anung.
Sekarang ini setiap hari ada kurang lebih 30 penerbangan dari Cina baik penerbangan langsung maupun transit. Jumlah penumpang antara 4.500 hingga 6.000 dan harus diperhitungkan dalam penanganannya.
”Intinya kami menyiapkan segala hal dan menginventarisasi segala kesiapan di bidang kesehatan sebagai kesiapan Indonesia mencegah nCoV,” kata dr. Anung.
Selain itu, Kemenkes melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat bersama Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menyediakan media komunikasi baik secara substantif gejala atau tanda yang perlu diketahui oleh masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.(D2